Banyak orang menyalahartikan frugal living, menyamakannya dengan hidup yang pelit dan menyiksa, padahal maknanya jauh dari itu. Lalu, apa sebenarnya frugal living tersebut? Kalau meninjau dari bahasa Inggris, sudah jelas, jika frugal living memiliki arti gaya hidup yang hemat. Tidak salah, namun sebetulnya pengertiannya jauh lebih luas. Frugal living memiliki konsep dan tujuan yang jelas, tidak hanya sekedar hidup yang irit, memotong anggaran biaya, dan membeli barang-barang yang super murah. Frugal living adalah konsep hidup yang fokus pada prioritas keuangan, sebuah strategi yang digunakan untuk mencapai visi dari keuangan seseorang. Seseorang yang menerapkan frugal living, sudah paham apa tujuan keuangan mereka. Mereka memiliki deretan impian, visi misi hidup, dan tujuan hidup di masa depan, dan untuk mencapai semuanya, mereka butuh strategi dalam pengelolaan keuangannya, yaitu dengan menerapkan frugal living.
Seperti yang saya sebut tadi, bahwa frugal living bukan berarti memangkas anggaran secara membabi buta. Yang tadinya anggaran belanja bulanan adalah 5 juta, lalu tiba-tiba dipangkas menjadi 500 ribu. Atau misal yang tadinya makan 3x sehari, lalu tiba-tiba dikurangi menjadi 1x sehari (itupun dengan mie instant. duh!). Frugal living fokus di masa depan, ketika seseorang tiba-tiba memangkas jatah makannya supaya dapat menabung lebih banyak, secara tidak langsung, ia juga mengorbankan kesehatannya di masa depan, yang mana tidak sejalan dengan konsep frugal living yang memprioritaskan kesejahteraan masa depan. Membeli barang yang serba murah juga bukan berarti frugal living, jika barang tersebut memiliki kualitas yang buruk dan mudah rusak. Seseorang yang memahami dan menerapkan frugal living, akan memilih membeli barang yang lebih mahal namun punya kualitas yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Menerapkan frugal living di kehidupan sehari-hari tidaklah sulit, hanya butuh disiplin, konsistensi, dan keoptimisan dalam mencapai tujuan hidup. Ada beberapa tips sederhana yang dapat dilakukan untuk melatih diri dalam menerapkan frugal living, di antaranya:
1. Memiliki Tujuan Hidup yang Jelas
Membuat daftar impian akan 'membangunkan' kita. Tuliskan daftar-daftar impianmu di dalam buku, sesuai tingkat prioritasnya. Misalnya, bagi yang muslim, pergi naik haji adalah sebuah impian yang besar. Mengingat biayanya tidak murah, perlu bagi kita untuk menyisihkan uang sejak dini, supaya alokasinya tidak terlalu besar dan memberatkan. Jika tidak dituliskan, kita kerap kali lupa akan tujuan-tujuan hidup yang membutuhkan uang dalam hal pencapaiannya. Menuliskan impian secara terperinci juga dapat memberikan semangat, memotivasi kita dalam hal pencapaiannya, juga sebagai pengingat bahwa frugal living yang diterapkan ini tidak akan sia-sia.
Mempersiapkan biaya-biaya untuk hal-hal penting dalam hidup juga termasuk impian-impian yang perlu dicatat. Biaya menikah, persalinan, sekolah anak, semuanya adalah momen penting yang membutuhkan persiapan jauh-jauh hari. Dengan mengingat momen-momen tersebut, kita akan lebih bijak dalam mengatur keuangan, selalu mengingat kalau kita tidak hidup hanya untuk hari ini saja, masih ada hari-hari besok yang mesti dihadapi.
2. Keinganan vs Kebutuhan
Lapar mata adalah penyakit yang serius dalam hal perencanaan keuangan, apalagi teknik marketing saat ini sudah luar biasa pintar dan tepat sasaran. Hanya sekali saja saya terpikir ingin beli tools make up, namun iklan mengenai produk tersebut bisa berulang kali muncul di laman social media saya. Saya punya tips untuk lebih bijak dalam membedakan antara keinginan dan kebutuhan, yaitu dengan menunggu hingga 1 minggu. Jika itu hanya keinginan, biasanya lewat seminggu, keinginan itu akan berkurang dan pada akhirnya, lupa. Tapi, jika itu kebutuhan, intensitas untuk memikirkannya akan lebih intens dan tidak akan berkurang meski sudah lewat dari seminggu.
3. Hindari Utang Konsumtif
Sebisa mungkin, hindari kredit untuk barang-barang yang tidak perlu. Memaksakan diri untuk memiliki barang yang tidak mampu kita beli, hanyalah memberatkan kita di masa depan. Lebih baik menabung hingga kita mampu untuk membelinya. Tanamkan dalam mindsetmu, jika satu barang tidak mampu kau beli, berarti memang barang itu bukan untukmu. Hindari berhutang apalagi hanya sekedar untuk gengsi semata.
4. Bukan Pelit
Seperti yang tadi saya bilang di awal, kalau menerapkan frugal living ini tidak sama dengan pelit. Seorang yang pelit, akan merasa rugi jika mengeluarkan uangnya, meski itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Kembali ke poin ketiga, ada barang-barang yang bukan saja kebutuhan, namun bisa jadi sebuah investasi. Katakanlah kamu bekerja di bagian marketing, yang mengharuskanmu bertemu dengan calon-calon klien. Bukan halnya skill komunikasi dan sosialisasi yang mumpuni, tapi berpenampilan rapi dan menarik juga adalah suatu keharusan, termasuk suatu bentuk investasi, untuk mendapatkan klien yang lebih banyak lagi. Untuk berpenampilan menarik, tentu kamu perlu mengeluarkan uang, untuk skincare dan make up, outfit yang rapi dan menarik, parfum, dan hal-hal lainnya yang menunjang penampilanmu menjadi lebih menarik. Kalau sudah begitu, jangan memandangnya sebagai suatu keborosan, lihatlah sebagai bentuk investasi terhadap diri sendiri.
5. Murah, tapi Jangan Murahan
Kadang kita keliru untuk membeli sebuah barang. Merasa beruntung saat menemukan produk yang super murah. Fokus kita hanya pada harganya semata, tidak memerhatikan kualitasnya. Padahal kalau cermat, membeli barang terlampau murah dengan kualitas buruk, akan membuatmu harus membeli produk yang sama dalam waktu yang berdekatan, dan jatuhnya justru suatu pemborosan. Lebih baik membeli produk yang lebih mahal dengan kualitas yang baik sehingga akan bertahan dalam waktu yang lama. Ini baru disebut frugal living.
6. Tidak Terpengaruh Tren
Begitu banyak tren yang bermunculan, kadang membuat kita impulsif menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak perlu, sekedar FOMO. Tren fashion, kecantikan, dan lifestyle contohnya, tidak semua tren memberikan efek yang positif. Beberapa tren hanya memberikan kepuasan sesaat, tidak ada manfaat jangka panjangnya, justru hanya akan membuat kita menyesal pada akhirnya.
Itu adalah 6 poin yang harus kamu pahami saat kamu memutuskan untuk menerapkan frugal living pada hidupmu. Sebetulnya tidak sulit, hanya soal pembiasaan dan kedisiplinan (yang sebetulnya cukup sulit juga, ya!). Tapi sebetulnya, konsep ini memang terasa berat di awal saja, tapi di masa depan, kamu akan bersyukur karena telah memilih frugal living sebagai salah satu pilihanmu dalam menjalani hidup.
Sepertinya saya sudah menerapkan gaya ini. Hanya memang belum konsisten dan disiplin untuk beberapa hal 😅. Terkadang masih kesulitan.
ReplyDeleteMemang paling sulit itu soal disiplinnya ya
DeleteFrugal living jadi ngetrend banget ya belakangan ini. Padahal sebenarnya sejak jaman dulu kita memang udah diajarkan untuk hidup sederhana, yang sedang-sedang saja, jangan berlebihan. Setuju banget bagian memilah antara kebutuhan dan keinginan, karena tak semua yang kita inginkan adalah yang kita butuhkan
ReplyDeletebetul. sebetulnya konsepnya sederhana, banyak yang menerapkan dari dulu, cuma belum beken aja istilah frugal livingnya. haha
DeleteIntinya frugal living itu juga harus seimbang antara saving dan juga kenikmatan yang ingin didapat di masa mendatang. Jika ingin tambahan referensi tentang tema ini, bisa berkunjung ke blog saya https://herijo.my.id/9-tips-frugal-living/
ReplyDeletebetul, kak. terima kasih
DeleteBanyak yg salah mengartikan ya apalagi semenjak ada yg viral itu tentang frugal living orang jadi mengartikan kalau frugal living itu pelit, padahal arti yg sebenarnya hemat.
ReplyDeleteAku juga masih pr bgt, untuk bedain mana kebutuhan dan keinginan. Rasanya pengen beli aja padahal masih punya.
Bener bgt ya sekarang teknik marketing skrng ketik tools sekali, munculnya berkali-kali, wkwkwk.
hahaha algoritma pintar. padahal udah gak kepengen barangnya, tapi diingetin aja terus.
DeleteYap betul, intinya harus tahu dulu tujuan dan kebutuhan nya apa. Sebenarnya tanpa ada istilah frugal living orang zaman dulu pun udah wanti-wanti hal ini gak sihh
ReplyDeleteiyaa, betul banget. istilah frugal livingnya saja yang baru hype
DeleteBagi diriku sebagai kamu mendang mending *hehehehcfrugal living sudah diterapkan secara tak langsung. Banyak hal yang bisa tiba tiba di "switch"untuk efisiensi dan bagaimana cara supaya semua jadi lebih efisien
ReplyDeletekaum mendangmending memang panutan!
Deletesaya setuju, kalau konsep frugal living bukan berarti pelit tapi tahu mana yang perlu dibayar dengan harga mahal dan mana yang sebaiknya tidak perlu dibeli..
ReplyDeletemisalnya: ikut workshop berbiaya agak mahal, boleh2 saja dilakukan jika workshop tersebut baik untuk kemajuan skill (hard atau soft) kita ke depannya..
setuju! sama halnya dengan beli iphone yang memang mendukung produktivitas kerja itu boleh bangeeet
Deletekayaknya frugal ini jenisnya juga banyak ya. karena ada beberapa yg menerapkan frugal versi huemat pol bahkan sampe makan tuh segitu ngiritnya padahal sebenernya ya mampu. cuma emang kudu disesuaikan dengan masing2 org ya. aku pernah cobain ternyata nggak cocok jadinya malah stres hehe
ReplyDeletehahaha kalau stres nanti malah jadi sakit, dan malah jadi keluar uang untuk nyembuhinnya, ntar jadi sama aja bohong ya. Jadi idealnya memang sesuai kemampuan aja.
DeleteMutusin untuk menerapkan frugal living memang kudu dipersiapin Mateng-mateng yah. Bukan asal ikut-ikutan eh akhirnya nyerah di tengah jalan. Intinya paham betul mana yg dibutuhin mana yg enggak penting sama sekali.
ReplyDeletebetul. makanya lebih baik baby step dulu, pelan-pelan aja asal konsisten.
DeleteAda saja yang salah memahami frugal living sebagai hidup pelit dan membatasi diri, padahal sebenarnya itu lebih tentang mengutamakan prioritas keuangan dan memiliki visi yang jelas tentang tujuan finansial kita.
ReplyDeletebetul banget, kak!
Deletemenerapkan frugal living harus disiplin dan konsisten sih ya dan gak boleh mudah terpengaruh untuk balik ke belakang lagi, secara sistemnya itu udah bagus kok.
ReplyDeletebener banget, kak!
DeleteAku relate sama poin kedua dan kelima. Kadang emang kita terbius oleh godaan punya aja padahal sebenarnya belum butuh. Mungkin sekadar tren, misalnya minuman kekinian padahal kita ga terlalu suka tapi udah ikutan beli. Soal barang murah jg gitu, kalau murahan malah jatuhnya mahal karena cepat rusak. Konon miliarder seneng beli baju mahal ya karena awet jadi hemat uang.
ReplyDeletebener bangeeet! banyak banget yang secara gak sadar kita beli tapi ternyata pas udah di rumah, gak dipakai..
DeleteAku juga menerapkan frugal living ini, awalnya ya karena terpaksa krn mengirit tapi ternyata enak juga, jadi nggak fomo dan less khawatir hihi. Terus jadi bisa lebih bijak dalam spendings, apalagi untuk barang yang ternyata kalau ditahan belinya tuh nggak butuh-butuh amat, lebih sayang uang juga untuk dialokasikan ke kebutuhan yang lebih penting.
ReplyDeletebener banget, kak!
DeleteBanyak orang beranggapan hidup hemat itu susah, tapi setelah baca ini langsung paham kalau sebenarnya itu soal bagaimana kita mengatur dan memprioritaskan keuangan. Menarik banget bagaimana kita bisa hemat, tanpa harus mengorbankan gaya hidup. Thanks kak.
ReplyDeleteiya, kalau sudah paham mana yang sesungguhnya adalah kebutuhan kita, akan lebih mudah menjalaninya.
Deletehidup hemat dan sehat, gak semua orang bisa melakukannya, apalagi bagi yang terlalu sering memenuhi keinginannya untuk ini dan itu..
ReplyDeleteiya, untuk membentuk habit memang butuh waktu.
DeleteBener nih kadang suka heran sama orang yang menyalahartikan frugal living padahal baik lho, tergantung penerapannya jg.
ReplyDeletebetul banget, Kak!
DeleteSepertinya saya harus evaluasi lagi pengeluaran bulanan ini, agar bisa menerapkan konsep frugal living ini. Biar tabungan semakin banyak, dan uang yang keluar memang penuh perencanan.
ReplyDeleteSemangat, Kak!
DeleteMemang harus bijak kalau ingin menggunakan pendapatan yang dimiliki untuk kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan, dengan beginilah keuangan kita bisa terjaga dengan baik..
ReplyDeleteBetul banget, Kak..
Delete