Purging dan break out adalah dua hal yang gak asing bagi pecinta skincare. Meskipun keduanya memiliki reaksi yang mirip, purging dan break out adalah dua hal yang saling berlawanan. Karena memiliki reaksi yang mirip, kebanyakan dari kita kadang bingung memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan skincare tersebut. Lalu sebenarnya, apa sih bedanya purging dan break out?
Secara sederhana, purging diartikan sebagai proses detoksifikasi racun-racun atau kotoran yang berada di dalam kulit. Proses detoksifikasi ini membuat kotoran dan racun yang ada dalam kulit menjadi muncul ke permukaan dan berubah menjadi jerawat. Sedangkan break out adalah reaksi yang timbul akibat ketidakcocokan kulit terhadap bahan yang terkandung pada suatu skincare. Reaksinya sama dengan purging, yaitu munculnya jerawat secara tiba-tiba.
Secara sederhana, purging diartikan sebagai proses detoksifikasi racun-racun atau kotoran yang berada di dalam kulit. Proses detoksifikasi ini membuat kotoran dan racun yang ada dalam kulit menjadi muncul ke permukaan dan berubah menjadi jerawat. Sedangkan break out adalah reaksi yang timbul akibat ketidakcocokan kulit terhadap bahan yang terkandung pada suatu skincare. Reaksinya sama dengan purging, yaitu munculnya jerawat secara tiba-tiba.
Saya sendiri terlahir dengan kulit berminyak yang mudah berjerawat, juga sangat reaktif terhadap bahan skincare yang gak cocok. Padahal, saya selalu bercita cita ingin punya kulit 'badak'. Bukan, bukan berarti saya berharap punya kulit yang ada cula nya, kulit badak di sini mengacu pada jenis kulit yang gak sensitif, dan cenderung jarang bermasalah dengan bahan-bahan skincare.
Sayangnya, cita-cita itu gak pernah tercapai. Semenjak SD saya memang sudah berjerawat, jadi ketika saya sudah kuliah, sudah mulai mencoba-coba skincare, jerawat yang muncul gak pernah terlalu saya pikirkan. Saya pikir, ya beginilah nasib punya kulit berminyak. Padahal, jika saya berpikir ulang apa yang terjadi kala itu, beberapa kemungkinan jerawat-jerawat tersebut adalah break out, kadang juga purging. Sampai akhirnya bertahun-tahun saya menjadi beauty blogger, sudah semakin banyak pengalaman saya menggunakan skincare, saya semakin peka dan paham akan perbedaan reaksi yang ditimbulkan ketika saya purging maupun break out. Masalah ini, mungkin tiap orang mengalami hal yang berbeda, tapi mungkin kalian ada yang punya pengalaman yang mirip atau bahkan sama dengan saya. Jadi gimana sih cara membedakan kalau jerawat yang timbul setelah menggunakan skincare ini? break out kah atau purging kah?
Sayangnya, cita-cita itu gak pernah tercapai. Semenjak SD saya memang sudah berjerawat, jadi ketika saya sudah kuliah, sudah mulai mencoba-coba skincare, jerawat yang muncul gak pernah terlalu saya pikirkan. Saya pikir, ya beginilah nasib punya kulit berminyak. Padahal, jika saya berpikir ulang apa yang terjadi kala itu, beberapa kemungkinan jerawat-jerawat tersebut adalah break out, kadang juga purging. Sampai akhirnya bertahun-tahun saya menjadi beauty blogger, sudah semakin banyak pengalaman saya menggunakan skincare, saya semakin peka dan paham akan perbedaan reaksi yang ditimbulkan ketika saya purging maupun break out. Masalah ini, mungkin tiap orang mengalami hal yang berbeda, tapi mungkin kalian ada yang punya pengalaman yang mirip atau bahkan sama dengan saya. Jadi gimana sih cara membedakan kalau jerawat yang timbul setelah menggunakan skincare ini? break out kah atau purging kah?
1. Perhatikan jangka waktunya
Ini adalah tips yang paling umum dan sederhana. Karena purging adalah
proses detoksifikasi, maka akan ada saat di mana kulitmu benar-benar
selesai membuang racunnya. Lamanya memang berbeda-beda, ada yang hanya
beberapa hari, berminggu-minggu, bahkan saya pernah dengar cerita teman
saya yang baru cocok menggunakan SK II setelah 6 bulan pemakaian. Hmm..
kalau itu PR banget ya. Tapi, umumnya, purging hanya berkisar 1
sampai 2 minggu. Jerawat yang munculpun biasanya di tempat-tempat yang
memang biasa tumbuh jerawat. Selama 2 minggu tersebut, biasanya ritmenya
dari mulai beruntusan sedikit, lalu menjadi jerawat, sampai akhirnya
jerawat mulai terasa mengering dan mengecil, lalu menghilang.
Sedangkan break out, kadang muncul di tempat yang gak terduga. Yang biasanya saya gak pernah jerawatan di dagu, loh kok tiba-tiba bisa jerawatan di sana. Semakin hari bukannya semakin kering, tapi kulit semakin gradakan. Break out terkadang menyerang seluruh bagian wajah, beda dengan purging yang hanya di spot-spot tertentu. Jadi, kalau kamu merasa produk skincare yang kamu gunakan selama berminggu-minggu menimbulkan jerawat tanpa ada tanda-tanda pengeringan jerawat, bisa jadi itu break out.
2. Kenali jenis jerawat purging dan break out
Ini mungkin gak terjadi pada semua orang. Tapi yang saya alami, ada perbedaan jerawat purging dan break out.
Sebetulnya ini merupakan keuntungan bagi saya, karena bisa dengan cepat
menyimpulkan jerawat yang muncul. Biasanya, saat saya mengalami purging, yang muncul adalah beruntusan yang berkembang menjadi pustule (jerawat yang terlihat putih-putih di dalamnya), lalu berakhir kering dan menghilang. Sedangkan jerawat yang saya alami saat purging adalah jerawat papule,
jerawat sedang yang berwarna merah, tapi gak pernah berkembang menjadi
jerawat yang lebih besar, tapi juga gak mengecil. Jadi berminggu-minggu
gak ada perubahan ukuran, kecuali hanya bertambah banyak. Uniknya,
seperti yang tadi saya bilang, tiap orang memunculkan reaksi yang
berbeda. Bahkan saya sering baca artikel bahwa pada kebanyakan orang,
jerawat break out itu lebih besar-besar dibandingkan purging. Tapi, yang terjadi pada kulit saya, justru sebaliknya.
3. Kenali kandungan pada skincare
Beberapa skincare memiliki
bahan aktif di dalamnya, seperti AHA, BHA, vitamin C, retinoid, dan
bahan exfoliator lainnya. Bahan-bahan tersebut termasuk bahan yang
sangat mungkin memicu terjadinya purging. Contohnya, mungkin
kalian sering dengar tentang pengalaman orang-orang yang memakai vitacid
(retinoid). Hampir semua orang mengalami purging, begitupun yang
saya alami. Saya pernah menggunakan vitacid dan terima nasib muka
jerawatan parah selama 2 minggu, lalu tepat di minggu ketiga, muka saya
betul-betul halus dan kinclong, gak menyisakan 1 jerawatpun. Sampai
orang-orang sempat tanya saya ke klinik kecantikan mana, karena memang
hasilnya semulus itu. Tapi, tentu saja, pengorbanannya juga besar.
Akan
tetapi, untuk produk skincare umum seperti moisturizer, seharusnya gak
ada yang namanya purging. Biasanya saat jerawat semakin hari semakin
banyak, ya saya langsung menyimpulkan kalau saya gak cocok dengan produk
tersebut. Perjalanan panjang mencoba skincarepun membawa saya pada
kesimpulan bahwa saya gak bisa cocok dengan produk apapun yang
mengandung mineral oil. Mineral oil ini banyak ditemukan di
produk-produk moisturizer, karena mineral oil memiliki fungsi
menahan kadar air dalam kulit, agar kulit tetap lembap. Biasanya bahan
ini akan sangat sempurna bagi kalian yang memiliki kulit kering, tapi
tentu nggak buat saya. Minyak semakin gak kekontrol, pori-pori semakin
besar, sehingga kotoran dan minyak wajah bercampur, lalu tentu aja,
selamat datang jerawat!
Itu adalah 3 tips membedakan jerawat purging dan break out versi saya. Nah, untuk lebih jelasnya, kalian bisa belajar sedikit demi sedikit tentang bahan-bahan yang tertera dalam suatu skincare. Biasanya, kalau saya cocok dengan 1 bahan utama skincare,
saya akan mencari produk-produk yang mengandung bahan tersebut.
Biasanya sih, cara itu berhasil. Sejauh ini, saya selalu cocok dengan
produk-produk berbahan dasar aloe vera. Jadi, biar aman, saya selalu
mencari produk dengan kandungan tersebut. Siapa sih yang rela buang uang
dan menghabiskan waktu menggunakan produk skincare yang malah bikin break out? Saya sih malaaaas.
0 comments:
Post a Comment