Siapa di sini yang sering bosan dengan skincare yang itu-itu aja dan sering ingin coba produk-produk baru? Pasti banyak deh. Apalagi dengan banyak bermunculannya produk-produk baru yang direkomendasikan oleh para beauty enthusiast. Sah-sah aja kok kalau ingin ganti produk skincare, sayapun sering mengalaminya. Kadang saya suka ngerasa suatu produk yang jadi andalan saya, punya masanya. Produk A yang biasanya cocok banget di kulit saya, tiba-tiba di botol ketiga, kok malah bikin kusam, atau beruntusan. Biasanya kalau sudah seperti itu, saya langsung cari penggantinya. Bukankah gak baik lama-lama ada di dalam toxic relationship? Tapi tentu saja, kita gak boleh asal beli produk. Ada beberapa hal yang harus kita pahami sebelum memutuskan untuk membeli suatu skincare. Apa aja sih? Simak terus ya!
1. Kenali Jenis Kulitmu
Tak kenal maka tak sayang, orang bilang. Ini juga berlaku di dunia skincare. Apakah kamu punya kulit sensitif, kering, berminyak, atau malah gabungan dari beberapa jenis kulit tersebut. Kalau belum yakin, kamu bisa datang ke klinik kecantikan, atau ke counter skincare, untuk cari tahu jenis kulitmu. Biasanya mereka punya alat yang bisa mendeteksi jenis kulit, termasuk kelembapan kulit. Mengetahui jenis kulit adalah poin utama yang harus dipahami supaya kita lebih bijak untuk pakai skincare. Pakailah skincare yang kulit kita butuhkan, bukan sekedar yang kita inginkan. Tentu saja yang dibutuhkan oleh kulit kering akan berbeda dengan kebutuhan kulit berminyak. Makanya kita juga perlu tau bahan-bahan apa saja yang cocok dengan jenis kulit kita, yang akan saya ulas di poin kedua.
2. Jatuh Cintalah Pada Kandungannya, Bukan Pada Labelnya!
Siapa di sini yang suka bingung waktu di counter skincare? Bingung antara pilih seri anti aging, seri brightening, seri anti acne, dan seri-seri lainnya. Jangan terkecoh dengan label yang diberikan oleh perusahaan. Bagi saya, label/klaim yang dituliskan pada kemasan produk hanya sebagai informasi tambahan, bukan informasi utama yang dapat saya percaya begitu saja.
Sebelum memutuskan untuk membeli skincare, kamu harus perhatikan kandungannya. Kandungan apa yang cocok di kulitmu, juga kandungan apa yang bereaksi negatif di kulitmu. Seperti misalnya saya gak bisa pakai produk-produk skincare yang mengandung mineral oil, padahal mineral oil ini umum digunakan pada skincare yang berfungsi memberikan kelembapan seperti moisturizer. Tapi akan beda ceritanya kalau saya yang pakai, kulit saya bisa mendadak merah-merah dan muncul pimples.
Cerita lainnya, saat memilih sunscreen. Saya punya banyak pengalaman gak enak pakai chemical sunscreen. Setelah saya baca banyak referensi, memang chemical sunscreen ini banyak menimbulkan reaksi negatif di kulit-kulit sensitif yang mudah berjerawat. Oleh karena itu, kalau sekarang saya liat sunscreen dengan embel-embel "non comedogenic", "for sensitive skin", "for acne prone skin", tapi masih mengandung bahan-bahan chemical sunscreen, tetap saja gak akan saya lirik. Saya akan tetap pilih sunscreen dengan zinc oxide dan titanium dioxide di dalamnya, walaupun dia gak menuliskan embel-embel seperti sunscreen sebelumnya.
3. Perbanyak Referensi
"Duh kayaknya serum X ini bagus, tapi serum Y ini kandungannya juga mirip, lebih murah lagi. Duh pilih yang mana ya, bingung..."
Terpujilah para beauty vlogger dan blogger yang meluangkan waktunya untuk memberikan review produk skincare. Walaupun gak 100% sesuai, karena jenis kulit tiap orang berbeda, kita bisa sedikit tercerahkan oleh pendapat mereka. Kamu juga bisa cari beauty enthusiast yang punya jenis kulit mirip-mirip denganmu. Saya beberapa kali bisa menyelamatkan dompet saya karena banyak membaca referensi sebelum memutuskan untuk beli skincare. Yang tadinya saya sudah semenit menuju MBanking untuk transfer, tiba-tiba saya baca review yang menjelaskan bahwa facial wash yang akan saya beli ini ternyata mengandung SLS di bahan utamanya, yang lagi-lagi, gak cocok di kulit saya.
Banyak sekali beauty enthusiast yang sering membahas/ mengulas tentang jenis-jenis skincare di blog ataupun di youtube. Skincare untuk kulit berjerawat, untuk kulit kering, bahkan untuk kulit sensitif. Referensi-referensi ini akan mempermudah dalam pemilihan skincare yang tepat.
"5 step skincare, 7 step skincare, 10 step skincare, I have no time for that."
Lagi-lagi, saya salut dengan mereka yang punya kulit wajah yang gak rewel. Tipe kulit saya, gak bisa terima kalau saya pakai terlalu banyak skincare. Buat saya gak masalah, justru merasa beruntung karena bisa lebih irit uang dan irit waktu. Pernah sekali waktu (atau dua atau tiga kali, saya lupa), saya ikut tren 7 step skincare di malam hari. Gak nyampai sejam, saya cuci muka lagi karena ngerasa muka saya berminyak dan berat banget, yang bahkan saat saya tidur aja saya bisa ngerasa lengket-lengketnya, dan jadi parno kuman dan debu di kasur bakal pindah bermukim ke muka saya.
Tapi balik lagi, kalau kamu merasa nyaman dengan skincare tumpuk-tumpukkan, ya go for it. Mungkin itu yang cocok di kamu. Tapi buat kalian yang merasa sudah cukup dengan 3 step saja,ya gak papa juga. Jangan memaksakan diri untuk mengikuti tren. Tiap orang punya cara sendiri dalam memakai skincare, pilih yang paling cocok di kulitmu.
Kalian mungkin sudah sering dengar krim abal-abal. Krim racikan (entah apa yang diracik dan siapa yang ngeracik), yang disediakan dalam bentuk jar. Biasanya 1 paket terdiri dari facial wash, toner, krim pagi, krim malam, dan tentunya dengan embel-embel "krim racikan dr.xxx". Kayaknya saya pernah cerita deh di blog ini, kalau saya pernah mendapati orang beli krim siang dokter di toko kosmetik pasar, seharga 7.000 aja. Bentuknya sama dengan krim yang saya lihat banyak beredar di sosmed, yang warnanya kuning dan putih. Setelah saya browsing, ternyata itu krim kiloan. Saya gak bakal bahas banyak tentang krim kiloan ini, kalian bisa baca pengalaman-pengalaman orang yang pernah menggunakan krim kiloan, dan saya yakin kalian gak mau mengalami hal yang sama dengan mereka.
Makanya, cek BPOM di setiap produk itu penting. Kecuali produk-produk yang kamu beli dari brand-brand yang sudah terkenal, kamu bisa tenang.
Jangan mudah percaya dengan iklan skincare yang menjanjikan iming-iming kulitmu akan semulus kulit Song Hye-kyo hanya dalam 2 minggu. Ngaku deh, sebenarnya kamu juga gak percaya kan? Ya jelas sulit dipercaya! Manusia saja butuh adaptasi, apalagi skincare. Kalau ada pun, kamu harus curiga, bahan apa yang ada di dalamnya? Menguji kemampuan suatu produk memang perlu, tapi buatlah indikator yang realistis. Misalnya, saya bisa bilang cocok dengan suatu skincare, kalau skincare tersebut bisa memberikan kelembapan tanpa mengundang masalah baru seperti komedo atau jerawat, cukup itu. Saya gak berharap kalau skincare yang saya beli mampu mengecilkan pori-pori, menghilangkan kerutan, menghilangkan flek hitam, karena hal-hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa didapat hanya dengan penggunaan skincare dalam jangka waktu pendek.
Penilaian kalian terhadap produk yang dipakai akan membantu kalian dalam membeli skincare di kemudian hari, entah kalian mau ganti produk atau mau repurchase produk yang sama. Kalau saya, karena sulit untuk cari skincare yang cocok di kulit saya yang super sensitif, biasanya saya akan tetap setia dengan produk lama. Kecuali seperti yang tadi saya bilang, kalau tiba-tiba produknya sudah gak kerja secara maksimal di kulit saya, berarti waktunya untuk ganti produk.
Nah, itu adalah 6 tips yang bisa membanti kamu dalam membeli skincare. Memang butuh waktu untuk paham skincare mana yang lebih cocok dengan kulit kita. Tapi seiring berjalan waktu, trial error, kalian pasti lebih paham kandungan apa yang cocok dengan kulit kalian, tren skincare seperti apa yang cocok, dan apa-apa saja yang harus kalian hindari. Afterall, beautiful skin requires commitment, not a miracle, right?